4 hal yang perlu diwaspadai saat anak demam |
Demam
merupakan reaksi perlawanan normal yang dilakukan tubuh dalam menghadapi
serangan kuman. Demam sendiri merupakan kenaikan suhu tubuh di atas suhu tubuh
normal sehari-hari pada anak, biasanya anak dikatakan demam jika suhu tubuh
diatas 37.50 C.
Pada kondisi demam ringan, ayah
dan bunda tidak perlu memberikan obat penurun panas. Anak cukup diberikan minum
yang banyak dan istirahat, atau bagi bayi yang masih diberikan ASI, ibu hanya
perlu menyusuinya dengan lebih sering.
Namun demikian, terkadang demam
pada anak tidak kunjung turun dan malah terus merangkak naik. Apalagi kondisi
tersebut sering disertai dengan anak malas makan dan mual muntah.
Apabila kondisi itu dibiarkan,
tentu akan menimbulkan bahaya-bahaya lainnya. Agar orangtua mewaspadai kondisi
berbahaya ketika anak sedang demam tinggi, yuk simak 4 hal berikut ini.
1. Kejang
Sekitar tiga persen anak usia enam
bulan sampai dengan tiga tahun mengalami kejang pada saat demam. Kejang mungkin
kondisi yang paling ayah dan bunda takutkan ketika buah hati demam tinggi.
Kejang merupakan kondisi yang
paling sering terjadi pada saat anak menderita demam tinggi. Walaupun resiko
kerusakan pada otak akibat kejang terhitung rendah, namun kejang tetap memiliki
resiko menyebabkan kerusakan pada otak secara permanen.
Apabila kejang terjadi pada buah
hati anda, segera letakkan batang sendok yang telah dililit dengan kain lembut
sebelumnya agar lidah anak tidak tergigit dan rongga mulut anak tidak mengalami luka.
Kejang biasanya berlangsung selama
dua menit, jika durasi kejang memanjang dan terjadi berulang-ulang segera bawa
ke fasilitas kesehatan terdekat. Untuk mencegah terjadinya kejang akibat demam
tinggi, orangtua boleh memberikan obat penurun panas dan melakukan kompres air
hangat pada setiap lipatan tubuh.
2. Infeksi berat
Demam merupakan tanda dan gejala
dari adanya infeksi yang terjadi dalam tubuh anak. Jika anak demam sangat
tinggi bahkan melebihi 400 C, maka orangtua perlu mencurigai adanya infeksi
berat akibat virus atau bakteri jahat yang dapat menyebabkan penyakit
pneumonia, meningitis atau penyakit berat lainnya.
Jika infeksi berat tidak segera
dideteksi dan ditangani, maka kondisi tubuh anak akan semakin menurun dan
menyebabkan terjadinya syok. Untuk
memastikan adanya infeksi berat atau bukan, jalan satu-satunya adalah melakukan
pemeriksaan laboratorium di rumah sakit.
Jika hasil pemeriksaan darah di
laboratorium menunjukkan nilai leukosit/sel darah putih yang tinggi, anak
biasanya akan memerlukan perawatan di rumah sakit untuk menjalani pengobatan.
3. Overdosis obat penurun panas
Demi hasil yang cepat dan instan,
biasanya orangtua lebih memilih penggunaan obat penurun panas ketika sang buah
hati menderita demam. Akan tetapi, tanpa dosis yang tepat dan cenderung
berlebihan, obat penurun panas seperti paracetamol dan ibuprofen akan
memberikan efek samping negatif yang tak kalah berbahaya.
Efek samping dari berlebihannya
dosis paracetamol dan ibuprofen yang sangat berbahaya adalah keracunan hati dan
ginjal. Penelitian yang dipublikasikan
dalam American Academy of Pediatrics mengatakan bahwa dosis aman bagi anak
untuk pemberian obat penurun panas adalah 10-15 mg per kilogram berat badan.
Dosis tersebut boleh diberikan
setiap 4-6 jam jika demam pada anak berulang, dengan maksimal dosis dalam
sehari adalah 90 mg per kilogram berat badan. Misalnya seorang anak memiliki berat badan 20 Kg, maka dosis yang
aman ialah sekitar 200-300 mg dalam sekali pemberian obat penurun panas dengan
dosis maksimal dalam sehari adalah
1800mg.
4. Dehidrasi
Mungkin tanpa disadari oleh
orangtua, demam tinggi juga dapat menyebabkan kehilangan cairan tubuh yang
tidak terlihat. Apabila gejala demam tinggi ditambah dengan muntah dan malas
makan dan minum, maka anak akan beresiko mengalami dehidrasi.
Dehidrasi yang tidak ditangani
akan menyebabkan kerusakan pada organ-organ tubuh yang lain karena peredaran
darah yang tidak optimal ke seluruh tubuh. Untuk
menghindari terjadinya dehidrasi pada saat anak demam tinggi, tentu saja Ayah dan Bunda perlu
mengetahui tanda-tanda anak mengalami dehidrasi.
Ketika tangan dan kaki anak terasa
dingin, mata terlihat cekung, kulit anak tidak terasa kenyal dan anak sangat
jarang buang air kecil, maka dapat dikatakan anak sedang mengalami dehidrasi.
Untuk mengatasinya, anak perlu diberikan lebih banyak air minum, atau lebih
sering disusui ASI pada bayi yang masih menyusu.
Itulah empat hal yang perlu
diwaspadai orangtua ketika anak menderita demam tinggi.
Dalam menghadapi demam, Ayah dan Ibu tidak
perlu panik dan terburu-buru membawa sang anak ke dokter atau fasilitas
kesehatan lain. Cukup berikan perawatan sederhana yang dapat dilakukan di
rumah, seperti memberikan minum dengan lebih banyak, memakaikan baju yang tipis dan menyerap keringat, mengatur
suhu ruangan agar lebih dingin, dan yang terakhir adalah memberikan obat penurun
panas.
Jika perawatan tersebut dilakukan dengan
optimal biasanya akan membantu menurunkan demam pada anak. Namun demikian,
tetap perlu diingat jika demam sang buah hati berlanjut setelah tiga hari, segera bawa ke fasilitas kesehatan ya!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar